Seputar Rendang Diklaim Malaysia  Kini Gilran India, Jadi Siapa yang Benar?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Rendang adalah salah satu hidangan tradisional Indonesia yang telah mendunia dan diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2018. Hidangan ini terkenal karena cita rasanya yang kaya, tekstur daging yang lembut, dan bumbu rempah yang kompleks. Rendang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat, dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Namun sempat diklaim Malaysia bahwa kuliner itu mereka, ee selanjutnya India ikut-ikutan klaim jadi siapa pemilik rending? Namun sebelum membahas itu yuk kita bahas seputar rendang penambah wawasan. 

Sebagai hidangan khas Minangkabau, rendang telah menjadi bagian penting dari masakan tradisional Indonesia selama berabad-abad. Keunikan rendang terletak pada cara pengolahannya yang memakan waktu lama dan menggunakan bumbu-bumbu rempah yang khas. Dalam proses memasak rendang, daging sapi dipadukan dengan campuran rempah seperti serai, lengkuas, daun jeruk, cabai, bawang merah, bawang putih, dan berbagai rempah lainnya.

Salah satu tahap kunci dalam proses memasak rendang adalah "pengeringan". Setelah dimasak dengan air dan bumbu-bumbu rempah yang kaya rasa, rendang kemudian diolah dengan cara mengurangi jumlah air hingga habis dan lemak keluar dari daging. Proses ini menjadikan rendang memiliki kekeringan dan konsistensi yang khas, dengan rasa yang semakin pekat dan bumbu yang meresap ke dalam daging.

Rendang tidak hanya memikat selera, tetapi juga memiliki makna budaya yang dalam bagi masyarakat Minangkabau. Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, hari raya, dan acara adat. Rendang juga menjadi simbol kekayaan dan kemakmuran dalam budaya Minangkabau. Oleh karena itu, rendang sering dihadirkan dalam jumlah yang melimpah sebagai bentuk keramahan dan kemurahan hati.

Tidak hanya di Indonesia, rendang juga telah memikat lidah orang di seluruh dunia. Pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia membuktikan kepopulerannya yang telah merambah kancah internasional. Rendang telah diakui sebagai salah satu hidangan terenak di dunia oleh berbagai majalah kuliner dan situs web. Bumbu rempah yang kaya, rasa yang gurih, serta daging yang empuk menjadikan rendang sebagai hidangan yang diincar oleh pecinta kuliner di berbagai belahan dunia.

Rendang bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga mewakili kekayaan budaya dan keanekaragaman Indonesia. Hidangan ini mencerminkan kemahiran dalam memadukan berbagai rempah-rempah yang khas, kesabaran dalam proses memasak yang memakan waktu lama, serta kehangatan dan keramahan masyarakat Minangkabau. Rendang adalah warisan budaya yang patut diapresiasi dan dijaga, karena ia tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkaya dunia kuliner dan membanggakan Indonesia sebagai negara dengan kekaya

Menelisik Pemilik Rendang

Beberapa waktu lalu Malaysia mengklaim bahwa rendang berasal dari Negeri Jiran alias warisan budaya nasional mereka. Ada juga orang yang menyatakan bahwa rendang sebetulnya berasal dari India.

Lantas mana yang benar?

Dikutip dari intisarionline.com, asal usul rendang dapat ditelusuri kembali ke hubungan pedagang India dengan Sumatera Barat sebelum abad ke-15.

Ada arsip Belanda tentang Minangkabau yang menyatakan kontak reguler antara India dan Sumatera Barat pada awal milenium kedua, sehingga menunjukkan bahwa kari India utara kemungkinan merupakan pendahulu rendang.

Salah satu catatan tertulis tertua tentang rendang adalah dari naskah Melayu Malaka Hikayat Amir Hamzah, yang ditulis pada abad ke-16.

Dalam naskah tersebut, disebutkan bahwa Amir Hamzah menyantap hidangan daging sapi yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah selama perjalanannya ke Minangkabau.

Rendang berasal dari daerah Minangkabau di Sumatera Barat dan penyebaran pembuatan rendang meluas dari dataran tinggi Minangkabau ke Mandailing, Riau, Jambi, melintasi selat ke Malaka dan Negeri Sembilan, menghasilkan berbagai tradisi rendang.

Rendang juga dipengaruhi oleh masakan India, Arab, dan Melayu seiring dengan perkembangan perdagangan maritim di kawasan tersebut.

Rendang memiliki berbagai variasi tergantung pada daerah asalnya. Ada rendang Padang, rendang Palembang, rendang Jambi, rendang Negeri Sembilan, rendang Pahang, rendang Maranao, dan lain-lain.

Setiap variasi memiliki ciri khas tersendiri dalam hal bahan, bumbu, warna, tekstur, dan rasa.

Secara umum, ada tiga jenis rendang berdasarkan tingkat kekeringannya: rendang basah (kalio), rendang setengah kering (rendang), dan rendang kering (kerisik).

Rendang basah memiliki kuah santan yang lebih banyak dan berwarna kuning keemasan karena penggunaan kunyit.

Rendang setengah kering memiliki kuah santan yang lebih sedikit dan berwarna cokelat karena proses pemasakan yang lebih lama.

Rendang kering tidak memiliki kuah santan sama sekali dan berwarna hitam karena proses pemasakan yang sangat lama hingga daging menjadi kering dan garing.

Rendang kering adalah jenis rendang yang paling tahan lama dan dapat disimpan hingga beberapa bulan.

Walhasil, rendang adalah makanan khas Minangkabau. Ia kemudian menyebar ke seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan Filipina.

Rendang secara resmi diakui sebagai salah satu makanan nasional Indonesia.

Enam jenis rendang juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Survei luas pada tahun 2011 menempatkan rendang daging sebagai makanan terlezat di dunia.***